Category Archives: My Life Journey

All things about me, my entire life in between

[TRADING SAHAM] JURNAL TRADING/INVESTING DAN CARA MENGHITUNG KINERJA NAV YTD (Part-2)

Hello Traders,

Setelah lancar menerapkan MONEY MANAGEMENT dalam setiap transaksi saham anda, seperti yang telah dijalaskan pada artikel sebelumnya, klik disini. Langkah berikutnya adalah mendokumentasikan/mencatat semua transaksi harian/mingguan/bulanan saham anda pada sebuah JURNAL TRADING/INVESTING.

Pertanyaan yang sering saya tanyakan dan dengar seputar JURNAL TRADING/INVESTASI :

  1. Mengapa seorang trader/investor perlu mencatat setiap transaksi harian/minggu bulanan saham pada JURNAL TRADING/INVESTING ?
  2. Bagaimana cara mencatat setiap transaksi harian/mingguan/bulanan saham anda pada sebuah JURNAL TRADING/INVESTING ?
  3. Bagaimana cara menghitung kinerja TRADING/INVESTING saya selama kurun waktu tertentu, maupun kinerja dari awal tahun sampai sekarang/YTD (Year to Date)?

Dan, berdasarkan pengalaman berkecimpung selama 5 tahun terakhir di bursa saham Indonesia, paling tidak inilah jawaban yang akan saya berikan :

  1. Sebuah BISNIS yang SEHAT harus didukung dengan LAPORAN KEUANGAN yang SEHAT & TRANSPARAN pula. Nah, jika Anda memperlakukan kegiatan trading/investing ini sebagai BISNIS, maka anda berkewajiban untuk membuat LAPORAN KEUANGAN dalam hal ini JURNAL TRADING/INVESTING dari setiap kegiatan beli dan atau jual saham anda.
  2. Nah, pada artikel kali ini secara khusus akan saya bahas tentang cara mencatat setiap transaksi harian/mingguan/bulanan atas saham yang dibeli/dijual dalam sebuah bentuk JURNAL TRADING/INVESTING.
  3. Thus, trader/investor yang memiliki catatan JURNAL TRADING/INVESTING yang BAIK, akan dengan mudah mengetahui kinerja/performa TRADING/INVESTING yang dilakukannya, serta dapat membandingkan dengan kinerja benchmark (misal : IHSG atau ISII), atau bahkan dengan rekan-rekan sesama trader/investor, bahkan mentor berbayar sekalipun.
  4. So, don’t worry jika ada orang awam bertanya pada Anda, “Boz, dagang/invest saham gituan, bisa CUAN berapa sih sebulan/setahun?”. Tunjukkan saja padanya, “Nih kinerja trading/investasi saham gue, bisa CUAN (misal) 50% dalam setahun. Ini laporan keuangan trading/investing gue, kalo pengen dicek.

Nah, berikutnya, langsung saja kita praktekkan cara membuat JURNAL TRADING/INVESTING yang BAIK dan BENAR ya guys…

Bagi Anda yang sudah familiar dengan kegiatan jual beli saham, pada menu platform online trading anda, silakan dicek pada bagian PORTFOLIO. Kita akan mulai membuat JURNAL TRADING/INVESTING dari sana. Are you ready ?!

Case Study : Berikut adalah portfolio seorang investor saham, dengan modal awal 10 juta. Anggap saja, portfolio ini dicek pada tanggal 08-Juni-2018, sebelum bursa libur panjang. Klik gambar di bawah ini untuk memperbesar :

Gambar 1. Contoh Portfolio Investor Saham per tgl 08-Juni-2018

Secara praktis, saya akan membagi pencatatan JURNAL TRADING/INVESTING ke dalam 4 (empat) bagian, sebagai berikut :

A. MONEY MANAGEMENT/RISK MANAGEMENT

Bagian pertama ini memuat resiko kehilangan modal yang dapat ditanggung seorang trader/investor dalam durasi 1 (satu) bulan, serta sisa modal yang dimiliki, jika semua posisi yang dimilikinya berakhir dengan JUAL RUGI/LOSE.

Pada artikel sebelumnya, tentang MONEY MANAGEMENT, telah dibahas tentang Ikhlas Rugi dalam Sebulan (RPM/Risk Per Month), serta Ikhlas Rugi dalam Sekali Transaksi (RPT/Risk Per Trade) klik disini. Nah, sekarang kita akan praktekkan bersama, misal dengan modal 10jt, nilai RPM = 10% x modal, dan nilai RPT = 0.25% x modal, maka tabel Money Management nya adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Perhitungan RPM, RPT, serta Case Buy INDR

Selanjutnya bisa dipraktekkan MONEY MANAGEMENT dengan membuat excel file sederhana seperti contoh di atas.

B. PORTFOLIO SAHAM (TRANSAKSI SAHAM YANG MASIH DIPEGANG/ON HAND)

Pada bagian kedua ini, Anda tinggal menyalin apa yang ada di menu PORTFOLIO Onlie Trading anda. Data yang diperlukan berupa : Kode Saham/Emiten, Jumlah LOT yang dibeli, Harga Average, Harga Stop Lose/Trailing Stop, Harga Terakhir (Last Price), Harga Jika SL/TS tersentuh, Harga jika saham dijual pada Last Price, serta RPT yang dipakai.

Informasi-informasi di bagian kedua ini, dapat Anda buat dalam sebuah file excel sederhana, seperti di bawah ini (klik untuk memperbesar) :

Gambar 3. Bagian I dan II : Jurnal Trading/Investing

Bagian A memuat semua hal yang anda perlukan seputar MONEY MANAGEMENT, yaitu : Modal Awal (A1), Ikhlas Rugi dalam sebulan/RPM (A2), Sisa Modal jika Lose sesuai toleransi (A3), Jumlah Rupiah Ikhlas Rugi dalam sebulan (A4), Estimasi jumlah Lose jika semua emiten kena Stop Lose/Trailing Stop (A5), Posisi Equity (Modal) dengan estimasi jika semua emiten kena Cut Lose (A6), Posisi Equity (Modal) dengan Last Price (A7), Realisasi Modal Akhir (A8).

Sedangkan Bagian B memuat semua hal yang berhubungan seputar data emiten yang ada di PORTFOLIO (B1-B4), Jumlah Rupiah jika semua emiten terkena SL/TS (B5), Jumlah Rupiah jika semua emiten dijual pada LAST PRICE (B6).

C. TRANSAKSI SAHAM YANG SUDAH TERJUAL, termasuk didalamnya DEVIDEN dan atau PENALTI/BUNGA MARGIN (jika ada)

Bagian C ini memuat semua hal yang berhubungan seputar data emiten yang terjual, maupun pemasukan berupa DEVIDEN, dan atau pengeluaran berupa PENALTI/BUNGA MARGIN (jika ada).

Misal pada tanggal 21-Juni-2018, saham PRAS terjual pada harga Stop Lose 190, sehingga mengakibatkan Lose/Rugi sebesar – 318,612 Rupiah. Maka informasi tersebut, harus dicatat dalam bagian C. Lalu, misal pada hari yang sama, Anda memperoleh DEVIDEN dari saham INDR sebesar 100,000 Rupiah, maka informasi ini juga harus dimasukkan pada bagian C (kolom DEVIDEN). Next, misal pada hari yang sama, Anda harus membayar Penalti/Biaya Bursa sebesar -33,000 Rupiah, maka informasi ini juga harus dimasukkan pada bagian C (kolom PENALTI/BUNGA MARGIN).

Setelah semua informasi saham yang terjual di bagian ketiga ini, Anda dapat membuat sebuah file excel sederhana, seperti di bawah ini (klik untuk memperbesar) :

Gambar 4. Bagian III : Saham yang Terjual, Penerimaan Deviden, Pengeluaran Penalti/Bunga Margin

D. PERHITUNGAN KINERJA TRADING/INVESTING SECARA BULANAN dan atau TAHUNAN (YTD/YEAR to DATE)

Banyak trader/investor yang bertanya-tanya, “Bagaimana cara menghitung kinerja trading/investing secara bulanan maupun dari awal tahun s/d sekarang (YTD/Year to Date)?”

Berikut ini cara yang digunakan oleh para Fund Manager Reksadana dalam menghitung kinerja investasi mereka, yaitu menggunakan satuan yang berupa NAV (Net Asset Value) atau NAB (Nilai Aktiva Bersih). Berikut adalah langkah-langkah menghitung kinerja trading dengan metode NAV/NAB :

  1. Hitung Jumlah Unit Penyertaaan (UP) = Modal(Equity):IHSG akhir tahun, misal tgl 29-Des-2017 (misal modal 10jt : 6356 = 1573.31)
  2. My NAV Awal=IHSG akhir tahun (yaitu : 6356).
  3. My NAV YTD(%) = {(Modal:UP):My NAV Awal*100}. Misal posisi tgl 08-Juni, equity jd 24,992,404 Rupiah, maka hitungannya menjadi : {(24,992,404 : 1573.31):6356*100} = +149.92%
  4. Untuk perhitungan NAV bulanan, Anda dapat menggunakan benchmark pada posisi NAV akhir bulan sebelumnya. Misal untuk kinerja NAV bulan Juni 2018, maka menggunakan benchmark NAV tanggal 31-Mei 2018.
  5. Sehingga perhitungan My NAV 08-Juni 2018 (%) = {(My NAV tgl 08 Juni dikurangi My NAV tgl 31-May) dibagi My NAV tgl 31-may dikali 100} = (15,885.17 – 15,826.44) / 15,826.44 *100% = +0.37%

So, yang Anda butuhkan adalah data IHSG tgl 29-Des 2017 yaitu 6356, kemudian menghitung nilai Unit Penyertaan Anda (dengan Rumus = Modal dibagi Nilai IHSG 29-Des 2017), setelah itu Anda dapat mulai menghitung kinerja trading/investing baik secara bulanan maupun YTD/Year to Date. Anda dapat membuat sebuah file excel sederhana, seperti di bawah ini (klik untuk memperbesar) :

Gambar 5. Bagian IV : Cara Menghitung Kinerja Trading/Investing secara Bulanan maupun YTD (Year to Date)

Saya cukup maklum, bahwa pada awalnya seorang trader/investor cukup malas untuk mengisi jurnal trading/investing ini, meski sudah ada template/master excel filenya sekalipun. Namun, jika sudah menjadi habit, maka mengisi dan mengupdate jurnal trading/investing ini akan terasa sangat mudah, tidak sampai 15 menit. Di samping itu manfaat yang penulis rasakan setelah menerapkan pencatatan teratur terhadap semua transaksi beli dan jual saham adalah :

  1. Bisa mengawasi/monitor kinerja trading/investing,
  2. Bisa membandingkan kinerja trading/investing terhadap benchmark,
  3. Tidak menebak-nebak lagi, dalam artian jika profit maka jelas profitnya berapa, namun jika lose juga jelas lose nya berapa, dan modal yang tersisa masih berapa,
  4. Bisa melakukan evaluasi terhadap transaksi-transaksi yang kurang berkualitas (misal GATAL TANGAN tanpa TRADING PLAN yang JELAS),
  5. Semakin menghargai MODAL/EQUITY, karena bagaimanapun juga tujuan trading/investing adalah untuk MELINDUNGI MODAL/EQUITY, dan MERAIH PERTUMBUHAN MODAL/EQUITY secara KONSISTEN dari waktu ke waktu.

Demikian aplikasi JURNAL TRADING/INVESTING, serta Cara Perhitungan Kinerja Trading/Investing baik secara Bulanan maupun YTD (Year to Date) dalam kegiatan trading/investing sehari-hari.

Jika Mindset Anda sudah tertanam bahwa TRADING/INVESTASI adalah sebuah BISNIS, maka rasa malas sekalipun TIDAK akan membuat Anda lupa untuk mengisi Jurnal Trading/Investing ini, karena disiplin dan setia dalam hal-hal yang kecil seperti Jurnal Trading/Investing ini, akan membuat Anda semakin menghargai Modal dan Waktu yang Anda miliki!

Salam Profit konsisten!

[TRADING SAHAM] MONEY MANAGEMENT (Part-1)

Hello Traders,

Salah satu skill yang harus dimiliki oleh seorang trader dan atau investor adalah MONEY MANAGEMENT. Karena Trading itu sendiri pada dasarnya adalah BISNIS, dan kalau sudah menyangkut UANG, maka seperti layaknya mengelola keuangan sebuah perusahaan, maka mengelola keuangan/portofolio seorang trader adalah WAJIB hukumnya.

Mentor saya selalu berpesan : Jika mau AWET dan SURVIVE dalam sebuah BISNIS, termasuk TRADING sekalipun, maka yang wajib hukumnya untuk menerapkan yang namanya MONEY MANAGEMENT”.

Pertanyaan yang sering saya tanyakan dan dengar seputar MONEY MANAGEMENT :

  1. Mengapa seorang trader/investor perlu menguasai dan menggunakan MONEY MANAGEMENT ?
  2. Bagaimana cara menerapkan MONEY MANAGEMENT ini dalam kegiatan trading/investasi ?

Dan, berdasarkan pengalaman berkecimpung selama 5 tahun terakhir di bursa saham Indonesia, paling tidak inilah jawaban yang akan saya berikan :

  1. Seorang trader/investor pasti memiliki GOAL untuk pertumbuhan equity/modal, dengan cara memperoleh keuntungan, dan membatasi kerugian.
  2. Nah, karena tujuan untuk menumbuhkan equity/modal seperti point no.1 di atas, maka seorang trader/investor WAJIB HUKUMNYA untuk melindungi MODAL/EQUITY nya. masih ingat prinsip investasi Opa Warren Buffet? : “Never lose money!” (Jangan pernah kehilangan MODAL). So, masuk akal bukan?!
  3. Sekarang, bagaimana caranya kita melindungi MODAL/EQUITY dan menerapkan MONEY MANAGEMENT dalam kegiatan trading/investasi ?

Secara prinsip, setidaknya ada 2 cara yang cukup AMPUH MONEY MANAGEMENT, yang telah saya terapkan selama 2 tahun mengikuti TC (Trading Class) :

  1. Menetapkan Batas Maksimal Nilai Uang yang kita Ikhlaskan dalam 1 (satu) bulan TRADING. Kita sebut saja sebagai RPM (Risk Per Month). Berapa nilainya? Berdasarkan DATA, seorang trader disarankan untuk max.lose dalam satu bulan sebesar 6-10%? Mengapa? Karena jika sampai terjadi lose, misal 6%, maka diperlukan profit sebesar +6.38% untuk bisa balik modal (BEP/Break Even Point). Sedangkan, misal lose sampai 10%, maka perlu profit +11.11% agar bisa balik modal. Yang mana rasio dari lose:profit, masih sekitar 1:1, which is still make sense/achieveable. Namun, jika kita “nekat” sampai lose lebih dari 10% x modal dalam sebulan, maka akan sangat berat untuk bisa balik modal! Tabel di bawah ini menggambarkan Jumlah lose, jumlah modal tersisa, dan profit yang diperlukan agar bisa balik modal :

    Tabel 1. Jumlah Modal, Sisa Modal, Profit untuk balik modal/ BEP (dalam %)

    2.  Menetapkan Batas Maksimal Nilai Uang yang kita Ikhlaskan dalam 1 (satu) kali TRANSAKSI. Kita sebut saja sebagai RPT (Risk Per Trade). Berapa nilainya? Secara prinsip, tidak ada patokan berapa nilainya, karena tergantung batas/level keikhlasan kita. Tapi secara praktis, biasanya saya tetapkan nilai RPT sebesar 0.5% x Modal (Equity).

Nah, bagaimana aplikasi RPM dan RPT ini dalam kegiatan Trading/Investasi : Langsung saja kita praktekkan ya : Misal Modal/Equity TRADING kita = 100 JUTA RUPIAH. Maka Nilai :

  1. Max. Ikhlas Rugi dalam Sebulan (RPM) = 10% x 100 juta = 10 juta. Sisa Modal jika RPM kena adalah 90 Juta. Jika sampai hal ini terjadi, maka seorang trader HARUS STOP TRADING BUY (kena hukuman) sampai akhir bulan, namun posisi yang sudah dimiliki tetap dipasang Stop Lose/Trailing Stop.
  2. Max. Ikhlas Rugi dalam Satu kali transaksi (RPT) = 0.5% x 100 juta = 500 ribu. Nilai RPT ini pada akhirnya akan digunakan untuk menghitung nilai maksimal jumlah LOT saham yang BOLEH dibeli.
  3. Berikut aplikasi RPT dalam kegiatan Trading sehari-hari : Misal, kita ingin membeli saham SIDO di harga 1000, dan sudah menetapkan harga Stop Lose /proteksi yaitu 900. Dengan nilai ikhlas rugi/RPT  yang sudah dihitung pada point no.2, yaitu sebesar 500 ribu, maka jumlah max LOT yang boleh dibeli adalah : RPT : (Harga Beli-Harga SL) : 100 lembar = 500.000 : (1000-900) : 100 = 50 LOT.
  4. Nilai RPM dan RPT ini dapat kita formulasikan dalam bentuk file excel sederhana misal pada Tabel 2 di bawah, sehingga kita dapat mendokumentasikan semua transaksi yang dilakukan sehari-hari, dan mempertanggungjawabkan kinerja Trading kita selama sebulan, maupun kinerja YTD (Year to Date). Seperti yang sudah rutin lakukan setiap bulannya, lihat di sini

    Tabel 2. Aplikasi Money Management, yaitu perhitungan RPM, RPT, dan Max. LOT BUY

    .

Demikian aplikasi MONEY MANAGEMENT dalam kegiatan trading sehari-hari.

Salam Profit konsisten!

I am a Vegan and I am healthy (my testimoni 1 year of being a Vegan)

München, 22.Feb.2012

8:00 a.m

Tak terasa sudah 1 tahun saya menjalani gaya hidup Vegan (tanpa mengkonsumsi semua produk daging, ikan, telur, susu, keju, dan turunannya). Tulisan saya kali ini akan berisi testimoni tentang hidup Vegan saya, mengapa saya memilih cara hidup seperti ini, dan bagaimana saya menjadi pemenang dalam setiap tantangan-tantangan yang membuat hidup saya jadi lebih menarik.

Saya mulai dengan pertanyaan yang saya dan orang lain sering ajukan ke diri saya, “Loh Ton, koq pengin jadi Vegan sih? Bukannya itu berat? Daging, ikan, susu, telur apalagi keju, itu kan enak bangettt!!!”

Begitulah biasanya semua orang menanyakan apa motivasi saya menjadi Vegan. Dan saya selalu menjawab seperti ini “Semuanya berawal dari pikiran. Saya menjadi Vegan bukan karena saya tidak suka makan daging, bukan karena agama, bukan karena masalah lingkungan, bukan karena saya pecinta hewan, dan bukan karena anjuran/suruhan orang lain. Saya menjadi Vegan karena pikiran saya. Titik.”

Memang kalau boleh jujur, inisiator pertama kali buat saya adalah masa Pra-Paskah (masa persiapan sebelum Paskah untuk umat Katolik Roma). Artikel sebelumnya silakan klik disini. Saat itu saya berpikir untuk pantang sesuatu yang sangat saya suka, yaitu daging. Dan saya mulai menjalani sejak hari Rabu Abu. Selama kurang lebih 6 minggu saya tidak makan daging. Mengenai produk telur, ikan, susu, keju dan turunannya, saya mulai mengurangi secara bertahap selama 6 minggu itu. Mulai dari setiap hari, kemudian dua hari sekali, tiga hari sekali, empat hari sekali, lima hari sekali, seminggu sekali, sampai tidak pernah sama sekali.

Bagi saya pribadi, pilihan menjadi Vegan adalah hidup yang membebaskan. “Loh, koq membebaskan? Bukannya itu malah mengekang diri namanya?”  Membebaskan disini bukan terbatas cuma pada pilihan menu makan saya, melainkan bagaimana saya memenangkan setiap hari yang bagi saya menantang sebagai seorang Vegan. Saya masih ingat, 1 tahun yang lalu saat sebelum mejadi Vegan, setiap belanja ke supermarket, mata saya tidak bisa lepas dari deretan daging, sosis, susu, dan keju yang sangat melimpah terutama di Jerman ini. Sebagai student biasanya saya memilih harga daging yang murah dan berdiskon 🙂 Saya bandingkan, sekarang jika saya masuk ke supermarket, saya langsung menuju ke rak buah-buahan dan sayuran segar, susu kedelai, sereal, dan roti Vegan. Kemudian ke kassa, dan pulang. Saya tidak pernah menyesal, atau pengen “ngintip” apa yang dipajang di rak daging, susu, dan keju. Bahkan saya merasa bebas, merdeka, karena daerah rambahan saya di supermarket menjadi semakin berkurang. Waktu saya berbelanja begitu efektif, cepat, dan efisien. Saya memaknai pilihan hidup saya ini sebagai “Vegetus Libertas” (mengutip kata-kata Dewi Lestari dalam blognya) yaitu hidup yang menguatkan budi. Silakan klik disini.

Testimoni kedua, sebelum menjadi seorang Vegan, saat masih tinggal di Indonesia, saya bekerja di perusahaan swasta selama 4 tahun. Pekerjaan saya menuntut mobilitas yang tinggi di seluruh wilayah operasi perusahaan tersebut di Indonesia. Dan sebagai benefit yang saya peroleh dari pihak perusahaan, saya memperoleh asuransi kesehatan dengan plafon unlimitted / tak terbatas ! Logikanya : Perusahaan ingin saya selalu sehat, dan produktif sehingga bisa menghasilkan bagi perusahaan. Kemudian, bagaimana saya memanfaatkan fasilitas perusahaan tersebut? Karena plafon asuransi kesehatan saya yang unlimitted  / tak terbatas, saya menjadi tidak cermat dan selektif dalam hidup terutama masalah kesehatan saya. Sakit sedikit, berobat ke dokter spesialis. Dan lebih parah lagi, oknum dokter di Indonesia memanfaatkan asuransi kesehatan saya dengan memberikan obat-obatan (khususnya antibiotik) yang sebetulnya tidak saya perlukan. Intinya, selama 4 tahun bekerja, antibodi saya tidak lagi peka dengan penyakit-penyakit ringan seperti flu,dll. Akibatnya saya gampang sakit (hampir tiap bulan saya sakit) dan saya kecanduan/ketagihan efek antibiotik.

Ketika saya mulai kuliah di Jerman, saya mulai berpikir : Saya ingin sehat. Saya selalu sehat, supaya saya bisa fokus studi, dan waktu saya bisa lebih efektif. Saya ingin lepas dari kecanduan antibiotik dari Indonesia.

Bagaimana caranya? Dengan mengubah pola pikir saya tentang makanan. Selama masa 40 hari saya pantang makan daging, saya melakukan riset kecil-kecilan di internet. Saya mulai dari apa itu Vegan / Vegetarian, bagaimana memulainya, apa saja manfaatnya, bagaimana supaya saya tidak bosan dengan menu makan saya, bagaimana saya bersosialisasi dengan orang lain, atau bagaimana saya menjelaskan ke orang lain kalau saya seorang Vegan.

Bagaimana efeknya dengan kesehatan saya, sejak saya menjadi Vegan ? Saya harus akui, efeknya luar biasa! Jauh lebih besar daripada yang saya bayangkan! Dalam periode 1 tahun, saya sakit hanya 1 (satu) kali, dan itupun saya bisa sembuh sendiri selama 10 hari tanpa antibiotik (waktu itu saya flu agak berat, obatnya hanya istirahat yang cukup, dan makan bergizi). Tubuh saya sudah kembali ke performance-nya semula, tanpa ketergantungan pada antibiotik dan dokter.

Kadang saya mulai berpikir, pengetahuan yang saya miliki sekarang mungkin hanya sedikit, namun belum tentu semua orang (khususnya para dokter mengetahuinya), bahwa saya dapat menjadi dokter bagi tubuh saya sendiri, hanya dengan mengubah pola pikir saya, dan percaya pada apa yang saya lakukan. Saya selalu mengatakan pada diri saya : Saya sehat. Hidup saya berdaya. Hidup saya berguna bagi diri saya dan sesama.

Yang paling krusial / menentukan adalah : Mengubah pola pikir saya ! Karena saya mengubah cara pandang saya terhadap makanan, maka saya bisa dan percaya bahwa saya dapat menjalani gaya hidup Vegan seumur hidup saya. Bandingkan pola pikir saya sebelum Vegan : “Makanan adalah semua hal yang saya inginkan, yang mengenyangkan, tidak peduli berapapun harganya, bagaimana makanan itu diproduksi, dan bagaimana kualitasnya”

Bandingkan pola pikir saya saat menjadi Vegan : “Makanan adalah sumber energi tidak hanya bagi tubuh saya, melainkan bagi jiwa saya, sehingga saya percaya, apapun yang masuk dalam tubuh saya, saya adalah orang yang pertama kali harus sadar/aware. Bagi saya : saya adalah apa yang saya pikirkan (I am what I think) dan saya adalah apa yang saya makan / masuk dalam tubuh saya (I am what I eat)”

Dengan mengubah pola pikir tersebut, saya percaya bahwa manusia adalah makhluk yang luar biasa. Saya memperoleh tambahan pengetahuan secara tidak langsung, bahwa manusia adalah makhluk yang sangat berdaya, karena manusia mempunya pikiran, dan dengan pikirannya, dia bisa berbuat sesuatu.

Testimoni ketiga, sejak saya menjadi seorang Vegan, tubuh saya sangat peka (entah dengan makanan dari produk hewani maupun dari kondisi lingkungan). Dan yang lebih penting, hidup saya damai, ayem, dan tentrem. Karena saya percaya bahwa apa yang saya konsumsi ke tubuh saya, saya tidak perlu menumpahkan darah di dalam proses penyajiannya. Dan itu membuat tubuh dan jiwa saya harmonis, dan damai.

Berikut ini tips yang ingin saya bagikan bagi rekan-rekan yang ingin memulai tantangannya menjadi seorang Vegetarian / Vegan :

1. Tanyakan kepada diri Anda : “Mengapa saya ingin menjadi seorang Vegan / Vegetarian?” Dan jika Anda sudah memperoleh jawabannya, yakinkan dan percaya pada apa yang Anda pikirkan!

2. Konsultasi kepada dokter / ahli gizi Anda! Menjadi seorang Vegan /Vegetarian berarti mengubah ritme tubuh Anda, dan belum tentu hal ini cocok bagi setiap manusia. Oleh karena itu, jangan takut berkonsultasi pada dokter / ahli gizi, bagaimana sebaiknya memulainya, bagaimana mengatur menu harian, dan bagaimana menjaga supaya tidak cepat bosan dengan menu yang itu-itu saja.

3. Lakukan riset kecil-kecilan melalui internet, buku, majalah dll. Jangan percaya pada mitos bahwa daging itu menyehatkan, membuat otak pintar, dll. Cek dahulu kebenarannya, apabila ada yang mengatakan fakta tentang daging, cek juga apa yang sudah daging akibatkan pada kesehatan manusia. Silakan klik disini.

4. Tanyakan pada orang-orang di sekitar Anda yang sudah menjalani gaya hidup Vegan / Vegetarian. Contoh konkrit dari saya : selama saya masih dalam tahap “penjajagan” menjadi Vegan, saya beberapa kali berkonsultasi dengan Romo Yohanes Dwi Harsanto (a.k.a Rm.Santo) yang telah 3 tahun lebih menjadi Vegan. Dan saya berkonsultasi pada drg. Chindy Tanjung, yang telah 10 tahun lebih menjadi Vegan. Saya juga berkonsultasi dengan isteri saya yang mengerti soal gizi, dan rekan kerjanya, Ibu Endang, yang juga seorang ahli gizi. Dengan sharing testimoni dari rekan-rekan di sekitar Anda, maka motivasi Anda untuk menjadi Vegan makin terarah / fokus.

5. Jangan berubah drastis! Lakukan proses transisi dari omnivora (pemakan segalanya) ke Vegan / Vegetarian secara bertahap. Karena tubuh juga perlu proses adaptasi ke arah tersebut. Sebagai contoh pada kasus saya : Saya melakukan proses transisi selama 6 minggu, dan setiap minggu saya dengarkan & amati perubahan dalam tubuh saya. Jika tubuh saya tidak protes, maka saya lanjutnya menambah tantangan pada minggu berikutnya, sampai setelah 6 minggu, saya betul-betul telah siap menjadi Vegan / Vegetarian. Intinya : Dengarkan tubuh Anda! Jangan bersikap terlalu kaku/kuat, namun juga jangan lembek dan mudah menyerah!

6. Sejak menjadi Vegan, saya semakin bangga mengkonsumsi tempe, tahu, dan produk-produk turunannya. Bahkan sebagai student di Jerman, saya bisa dengan mudah menemukan tempe dan tahu di supermarket Asia. Saya bangga sebagai orang Indonesia! Dan saya mulai memperkenalkan tempe sebagai makanan asli Indonesia. Kini, bahkan beberapa teman saya di asrama mulai mengkonsumsi tempe secara rutin. Nah, bagaimana dengan Anda yang begitu mudah, dan murah mendapatkan tempe di Indonesia? Tidak kah itu memudahkan niat Anda untuk hidup sehat? I love TEMPE 🙂

Steak Tempe (by Chindy Tan)

7. Luangkan waktu untuk memasak! Sebagai student di Jerman, saya harus memperhatikan kondisi keuangan & finasial. Dengan alasan ngirit, dan sehat, sekarang saya terbiasa masak sendiri (khususnya makan malam dan saat weekend). Namun jika makan siang dan tidak ada waktu memasak, pilihan menu Vegan / Vegetarian di Mensa / Cafetaria kampus begitu membantu. Saya bisa tetap menghidupi gaya hidup Vegan dengan budget yang murah.

Jamur Tiram Colo-Colo (by Chindy Tan)

8. Berikan penghargaan pada diri Anda sendiri! Demi menambah motivasi dan konsistensi Vegan saya, saya memberikan penghargaan pada diri saya, berupa pesiar / jalan-jalan saat liburan semester / musim panas / natal & tahun baru. Hal ini akan menambah motivasi dan konsistensi Anda ber-vegan/vegetarian.

9. Bagikan menu masakan Anda pada rekan-rekan / keluarga. Hal yang sederhana yang pernah saya lakukan adalah, memasak menu tempe yang variatif dengan teman se-asrama. Mereka paham bahwa saya seorang Vegan dan mereka menghargainya. Dan saya pun tidak ada masalah jika diajak makan malam bersama dengan mereka. Malahan, saya mengajak mereka memasak makan malam bersama dengan menu tempe, yang divariasi dengan bumbu rempah-rempah asal India / Nepal. Sekarang, setiap weekend, kami rutin memasak bersama, dan makan malam bersama. Intinya : Jadikan Vegan sebagai sebuah tantangan yang menarik, dan jika Anda berhasil melalui hari demi hari, maka Anda akan merasa bahwa hidup Anda adalah satu-satunya hal yang paling Anda syukuri.

Jamur hioko dan lalapan (by Chindy Tan)

10. Luangkan waktu saat weekend untuk makan malam bersama keluarga atau sahabat Anda di rumah makan Vegan / Vegetarian. Tidak hanya sebagai reward / hadiah bahwa Anda telah melalui tantangan ber-vegan selama 1 minggu, namun juga sebagai sarana menambah perbendaharaan menu (Anda bisa menanyakan kepada pemilik restaurant bagaimana menu dan cara membuatnya, dan Anda bisa mulai mempraktekkanya di rumah).

Pizza dan lalapan (by Chindy Tan)

Terakhir dari saya : Hidup Vegan berarti Anda sudah “berdamai” dengan diri Anda sendiri, dan efeknya adalah Anda boleh berdamai dengan Alam Semesta. Dan satu-satunya hal yang manusia inginkan dalam hidupnya adalah : DAMAI !

Semoga kedamaian selalu bersama Anda!

Semoga semua makhluk selalu berbahagia!

Salam, Antonius Santoso

What the most thing my soul wants ?

München, 01.02.2012

22:19 p.m

As I learnt during my life journey in Germany this 1.5 years (almost), I realized that human being is not only having a physical body, but also a soul/spirit (“jiwa”-in Indonesia). That’s why I know now, that if I am not in peace, having problem with my own life, it means there is something wrong with my soul. And the question which I ask regulary to my self / mind is :

“Who I am ?” ; “How is my being ?” ; “What the most thing I want for my soul?”

This is important, because it gives you direction, somehow it guides you toward your soul’s goul, and how your being is reflected for what you are doing.

They (the questions which I mentioned above) are reflective questions, so I do not answer by words, but my soul somehow know the answers.

One of the answer is Peace. Yes…peace. The most thing that my soul want is peace. That’s all. Then, the next question arises, “How do I attain peace ?”

And I can answer : through SILENT.

And how do I attain Silent ?

And the answer is : by MEDITATION.

But what is meditation ? How do I do it ?

And the answer is : through SILENT.

So, I find the most important thing for my soul is being in peace, rest...and I can attain that through SILENT, through MEDITATION.

May the peace always be with you…

Batik, a cultural souvenir

München, 30.Jan.2012

9:20 p.m

Last Wednesday (25th of Jan 2012) I gave a souvenir to Mr. Rötting, KAAD Representative in München. And I thought it was a good way to introduce Indonesia culture to him. He told me, that I supposed not to give him a present, but after I explained, that it was just a  little souvenir, he could accept it, and said that I am also an Indonesia cultural ambassador. I even wrote a letter to him, about how to maintain the Batik, here is my letter :

Dear Mr. Rötting,

Here is a souvenir from my home town Jogjakarta (Indonesia) which is called BATIK.

It is traditionally made by hand-writing of Batik makers, so it is locally called as Written BATIK (or Batik Tulis).

BATIK is also a symbol of Indonesian national cultural heritage (UNESCO has also given its acknowledgement to batik as a world heritage in 2009).

People like to wear batik due to their elegant designs and attractive motifs. For those people their precious batik will only be worn at special occasions like wedding or formal receptions, religious services, state ceremony, etc. While for ordinary occasions like going to work they also like to wear batik although not the exclusive ones.

For both purposes above, batik maintainance plays an essential role.

Quality batik, specially hand made batik (locally called batik tulis) or combination between other patterns with hand made type, are made of natural materials like bee wax, gondorukem (resins of pine trees), and resins of trees belong to Shorea sp.

Batik with its beauty and uniqueness as a fashion material has been utilized in various designs world wide. The elegant colors of batik need proper treatment and maintenance so that their uniqueness, attraction, and value can be restored for a long time.

Here are some tips for batik preservation.

1. Batik Washing.

Batik should not be washed using washing machine. Washing machine may damage the fiber and colors of batik, so hand washing is recommended when you wash your batik.

Batik colors, specially of the handmade batik, are made of natural dyes. Those colors can’t stand chemical detergent we normally use for our daily laundry. There is special detergent to wash batik which are made from natural materials like klerak or soap fruits (scientifically named Sapindus rarak) or Nilam or patchouli leaves (Pogostemon cablin).

2. Squeeze some soap fruits or patchouli leaves in water until they make foam. Add some water if necessary. Soak batik in it and hand squeeze it, particularly at areas where you think is dirty.

If you can’t find soap fruits at the market, you can buy ready for use batik cleaner (which are actually contains those natural ingredients) at the stores down town.

3. Hang batik on a hanger inside out. Gently straighten it out to uncurl the wrinkled parts on the wet batik.

4. Don’t dry batik under direct sun to avoid bleaching effect of sun rays,but put it hanged under shady place with flowing breeze instead.

For batik which is made of silk fabric, dry wash is more recommended.

5. Batik Ironing.

When ironing batik, do it on the inside part of it. Direct ironing on batik motif is not recommended.

If direct ironing has to be done due to strong wrinkles, spray some water, then put a layer of fabric as a transitional layer to protect batik from getting direct heat from the iron.

6. Batik Keeping and Maintenance.

Wrap batik and put it inside a transparent plastic bag.

If the area where you live is a favorable place for moths to live, there should be prevention against it. To ward off those disturbing moths you can put some peppers and wrap it with a piece of tissue paper. Put it in the plastic bag where you keep batik.

7. Wearing Perfume on Batik

Alcoholic perfume may give negative effect on natural color of batik. Put a layer of fabric on batik area where you want to apply the perfume and spray it on the layering fabric .

I hope that those tips will help maintain your batiks to be always in good condition, vibrant, and valuable.

I hope you will enjoy wearing this Batik Tulis.

Best regards,

Antonius Santoso

Facebook ?!! Nein, danke!

Dear all,

due to exam period, i will not be active in facebook, google+, ym, skype, and other social network. You can contact me through my personal email : antonio[dot]brutus[at]gmail[dot[com]

Danke!

Antonius

Why do I become a Vegan (a testimonial — part I)

Why do i become a vegan?

It has been 10 months i became a vegetarian. It was initiated by pre-Lent season, a religious season for Catholic denomination for having fast and abstinence during Lent. Actually i was just a start. The trigger. I committed in my heart that “Once i succeed of doing abstinence of eating meat, i will continue it, not because of religious occasion anymore. Wednesday, 9th of March 2011 I started my meat eating abstinence when it was a Wednesday Ash. I only ate bread, rice, tofu, tempeh, vegetables, fruits, and soya-milk. In the beginning it was so hard to stop meat eating habit. How difficult it was? Well, i am a meat-eater, or precisely i can eat anything, and i grew up on a family which do not have any vegetarish history. The taste of chicken, beef, pork, lamb, turkey were still really stick on my tongue. But, since i started to do meat-eating abstinence from my heart, i knew that i could overcome that feeling.

I write this notes as a track-record (log) of my life-style switch journey, from omnivore (especially meat-eater) to vegan (full vegetarian). I am proudly say now that i am happy with my life-choice, and i feel so peace to my self also to other creatures which live in Earth.

Week 1 (9-16 March 2011)

It was the toughest week in my life! From a meat-eater, i switched directly to do meat-eating abstinence. Curiosity about vegetarian life style was pushing me to gain knowledge anything related to vegetarian. In order to gain knowledge and overcome the lack of information about nutrition needs to my body, i started my own research project. Honestly, i was inspired of Romo Yohanes Dwi Harsanto (a.k.a Romo Kirun). He has been a vegan (full vegetarian) since the last 3 years, and he testified in his facebook wall that during this period he was more than just healthy, and regular deaseases (e.g. common influenza, cold, fever,etc) were rare. Before i intended my meat-eating abstinence on early of March, i began to contact with Romo Kirun about anything related to vegetarian life-style. I was so excited, and interested in trying this life-style. So, by the end of this first week of becoming a vegetarian i realized that i do not eat this week because of my own resolution in this Lent season. My food menu during this period is not much change compare to previous day (when i was still a meat-eater). I just left the meats (any kind of meats, include fish), eggs, and dairy products (milk, cheese, ice cream, etc.). I replaced the meat with tempeh and tofu, also adding vegetables and fruits intake of my daily menu. It was a tough week, but i was glad that i passed.

Week 2 (17-23 March 2011)

This is my 2nd week of being a vegan. I begin my day with praying and reading The Bible. Because it is a holiday between Winter and Summer semester, I do not have any problems with working activities. I still do part-time job 2 hours/day, and i eat regularly. I keep “hungry” of informations about vegan/vegetarian life-style. So, everyday at least I browse 1 hour in the internet about related information to this life-style. I make record/log of my browsing, and save any valuable information about benefit and additional values which i have gained based on plant-based dietary. I try to start doing meditation also, as a balance of my vegan-dietary. I find i have no problems, passing this 2nd week of my vegetarian diet. I enjoy every meals which i cook and eat, because i know these foods will not harm me.

Week 3 (24-31 March 2011)

This is my 3rd week of being vegan. I find interesting phrase in the internet about vegetarian. It is “Vegetus Libertas”,which literally can be translated as “strengthen the cultivation of life”. It was Dewi Lestari’s blog which made me realized i am not the only person who searched and keep hungry of being a vegan. Her sharing is inspired me, and indeed strengthen me. Here i can conclude several points from Dewi Lestari’s sharing :

1. Being a vegan, is it limitted or challenging ? Limited here means fail in finding a proper vegetarian food, and sadly only eat rice, vegetables, and sambal, that’s it. While challenging here means facing the same situation on the same plate, with a victory feeling. Being a vegan is another challenging life each day. There are various challenges today, and there will be another for tomorrow, next week, month, year.

2. It is important to ask to your heart : how do i live and change this challenging situation into a victory? How do I change my “programming” / principle / perception of limited into restriction? As limitation means actively awareness to reduce what it is not important in your life. You know, as a human we have basic / important thing in life, such as : food, shelther/housing, clothes, education. As far as they are properly use, it does not matter. But as soon as the needs turn out into collection, then it is dangerous! Example : In order you keep living, human body need foods. But if human mind which control the body tell you that, “ach, that’s fine to eat this meat today, that meat tomorrow, etc. as long as i am satisfied, and otherwise i still have money to buy those meats”. You see in this statement, that even every animal meats in this planet will not satisfy you. Why? Because it is no longer a matter of need, it turns out to be a collection of animal meats taste in your mouth. And you loose your control over mind. And i say, it is dangerous. To live without knowing how you live that.

3. Finally, “Vegetus Libertas” means how do you use your mind awarenessely in order to change the limitted options (of food) in your life, into freedom/liberty which is nothing else than restriction.

Week 4 (1-7 April 2011)

“Do not let our stomach become graveyard of (meats/animal products)!” How that statement sound to you? For me, it is another finding. I say, AHA! BINGO! Here is i find one more good question to ask about my vegan motivation.

To be continue…(part II)

What is Universal Thinking? What is the Law of Universe?

München, 26. December. 2011

15:33 p.m

Today I had a wonderful discussion with my colleagues, Hiralal and Sujit. We are discussing about religion, and universal thinking. We are sharing about what religion is, why do human being need/not need religion, how religion effect humanism. In the same time, we also share about what is humanism, what is universal thinking, how human being drive themselves into coherency of universal law. What are universal law? How can we live synchronize with universal law? Through out long discussing, we figure it that religion is product of human thinking, it can be right, but sometimes wrong. As a human being, we need to criticize the religion, including any dogma, and product of human thinking. While the concept of universal thinking is a product of the universe, so it is synchronize to the rhythm of the universe.

I found a good article in a Mustafa Yucel’s blog. Here.

“Life is only mysterious to people who do not have the time to comprehend it. Because as your awareness and knowledge improves, you realize that you become amazed with the events that occur but you do not wonder how or why they occur anymore. This shows that the power of the universe is inherent in you. And once you grasp and live by the Universal Laws, everything will come to its proper order. Your decisions and way of thinking will determine your destiny. And in actual fact, your mental state has the greatest influence on your life.

So, when you are harmonious, open to new ideas, and optimistic, good things will automatically come to you. You will also be able to attract positive people. But if you keep on having a negative mental state, you will only attract negative things and negative people. This is according to the Law of Thinking.

Also, you must know that thought is an invisible force. Thought is the beginning of everything. It leads you into believing and doing. This is what the Law of Thinking tells you. Thought is also a powerful entity that makes up the whole universe. It always produces effects. And it is vital in the Universal Laws.

In addition, all the thoughts you have in your mind inevitably comes into reality. So, if you want to control your life, you have to learn mind-control and only think of positive things. You must remember that there is really no poverty. Instead, there is lack of prosperity. That is why if you want to attract prosperity, you must only focus on acquiring it. You must only think of success. And then, poverty will generally disappear. Apply the Law of Thinking, and whatever you believe will come true. Whatever you expect will also happen.

Then, you must also keep in mind that your thoughts are governed by the Universal Laws. And it is astute to apply the Law of thinking into your life. However, your thoughts must also be accompanied with actions. If you want to reach a destination, you have to take a step and then another. You have to keep on going until you make it to your destination. True, you may take a wrong direction. But you have to get back at the right track. And as you go along, you will realize that there are people who are willing to help and guide you.

There are also unseen forces that help you in times of dire circumstances. The Universal Laws are always in effect and the universe is very much willing to help you succeed. But you have to make the first move.

Each day, you must create plans and move towards your goals. You always have to think positively. Get rid of negative thoughts. Organize your thoughts, so that you will be in accordance with the Law of Thinking; because if your thoughts are disorganized and muddled, they will reflect your life. Thus, you will end up experiencing confusions and pain. And in order for you to be able to live gracefully, you should maintain an orderly mind. You should think clearly about the Universal Laws. Creating order will require discipline and practice. But nevertheless, the rewards are worth it”

In conclusion : You are the Master of your mind, so don’t let other people/any other situation make your life unhappy. Be the Master of your own mind!

Best regards,

Antonius Santoso

Merry Christmas, Selamat Natal, Sugeng Wiyosan nDalem Gusti, Frohe Weihnachten!

Munich, 25 December 2011

01:00 a.m

This year maybe the BEST Christmas I have ever had in Germany. Not because the party, not because the presents, but because I feel it with my heart. Sometimes I asked to my mind, “What a Christmas is?” Is it just a ritual, a ceremonial thing, a party, or time to exchange presents? All the materials things would not satisfy my mind.

But, today, I share almost whole my day to become the present for other. I recalled my programming in my mind that, “the more you give and the more you will have“. I called it the Law of Giving. And today I shared my time, strength, and thought to the people surround me, so they call feel also the spirit of Christmas.

It was started at 9 a.m, when I helped Sr.Columba to prepare the Johanes-saal (dining room in Johannes-Kolleg, a dormitory where I lived now). I helped her with two of the Colleague, Sujit and Hiralal. We worked for almost 3 hours, decorating the Chrismas tree, prepare everything for Christmas dinner. Then, at 17 p.m, we started cooking for dinner. Then, at 19 p.m, we celebrated the coming of the Light to this world through Eucharist. I was serving as an Altar-boy (misdinar). Then, at 21-24 we had Christmas dinner.

I was a bit tired today, but I want to share that Christmas has a meaning of “sharing” for me. Sharing means not only asking and asking, but offering and giving. In this case, I offered my time, dedication, energy, and strength. As the Law of Giving applied to me, so the more I give, the more I received. So, the Universe had giving me such a wonderful feeling of Christmas. I feel peace, relax, and calm. That’s what other people try to find, but they are hardly to find. So, all I want for Christmas is peace.

And “how can you attain peace?” Simple answer : through SILENT.

But, “how you attain SILENT?” Simple answer (but hardly to do : through Meditation). Yes, through Meditation, I know the essential meaning of Christmas, that I have the FIRE in my heart. FIRE means transformation, a new way of looking at something. And by changing the mind (way of looking at something, I transform my self).

And “how do I create the FIRE?” It is through prayer. Look here at my previous writing on what a prayer is.

As conclusion, I find the deeply meaning of Christmas not only at the surface, but also inner-side, which is : Prayer-Silent-Meditation-FIRE-Transformation-NATAL (New way of thinking)-Peace

May the Peace be in you and all over the world. May the world be a peace place to live in.

Have a blessed Christmas!

Antonius Santoso

A youtube video of SILENT NIGHT by Trie Utami (Indonesian actress) can be see here

Bekerja dengan Cinta

This is the motto of Keluarga Mahasiswa Katolik (KMKath) FMIPA UGM. It writes in a simple words, but indeed has strong meaning. A family which grew in a minority catholic student in FMIPA UGM, but they are strong-bounded, hold and support each other. During 2001-2006 I was really active in this organization, and I thanked to God, that I can serve this family. Those journey had colored my life, built my life into the one I am now. I will be and always be a member of this family. I will pray for this family, for those whose had passion Bekerja dengan Cinta” (free translation : “work with love”)

I just copied a Bekerja dengan Cinta.mp3 file from Pius Dian Widi Anggoro aka (Aang), feel free to download this

BDC_KMKath